Saya sengaja menuliskannya di awal untuk bisa menangkap betapa aneh (dan lucu) perasaan ini mengingat bagaimana ini semua bermula.
Inilah cerita awal bagaimana perjalanan ke Nepal ini bisa terjadi. Tentang bagaimana acaknya kami, bagaimana lucunya momen ini bisa terbangun, dan bagaimana aneh namun luar biasanya perasaan dan pengalaman ini bagi saya pribadi. :D
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Namanya Chocky Sihombing. Seorang pekerja kantoran yang adalah juga seorang blogger. Saya 'bertemu' dengannya pertama kali tentu via blog. Kenapa saya taruh tanda kutip di kata BERTEMU, adalah karena sesungguhnya, hingga saya tulis post ini tujuh bulan lalu, kami belum pernah bertemu muka. :D Lalu bagaimana nama kami bisa tertera di sebuah tiket Kuala Lumpur - Kathmandu bersama padahal kami belum pernah bertemu? Itu lucu dan luar biasanya. :P
Kalian mungkin berpikir saya gila karena mau jalan bersama seorang lawan jenis yang bahkan belum pernah saya temui sebelumnya. Well, anggap saja begitu. Saya mungkin gila.
Komunikasi saya dan Chocky sebelumnya tidak pernah ada (ya saya penggemar tulisannya di blog tapi hanya silent reader saja) sampai suatu ketika saya melihat namanya berbalas tweet dengan teman saya Safitri. Saya pun bertanya apa itu benar Chocky yang blogger? Dijawab iya. Dari sana, kami saling follow dan kadang berbalas tweet tapi tidak intensif.
Sampai kemudian beberapa hari dari tujuh bulan lalu ini, kami berbalas tweet seperti di bawah ini:
Dari obrolan santai tanpa pretensi apa-apa itu eh ternyata sekembalinya saya dari Solo pas sekali AirAsia lagi promo Free Seat. Saya pun lihat-lihat destinasi mana saja yang ikut. Terpikir mau ke Nepal dan India di tahun 2015 ini, tapi semua masih ragu. Saat saya post keraguan saya di Path, tiba-tiba teman ada yang bertanya apa Jepang masuk program promo tersebut? Saya cari tahu ternyata ikut dan entah kenapa di pikiran langsung TRING!! Chocky! Hahaha.
Tweet pun berlanjut seperti di bawah ini.
Fast and smooth?
It was indeed.
Saya tahu dia sedang lebih sibuk dari saya, maka saya yang iseng cari-cari tanggal yang mungkin untuk kami pergi. Dari tweet lalu komunikasi lanjut ke Whatsapp dengan saya memberikan gambaran tanggal berapa saja yang bisa kami pergi lengkap dengan hari dan jumlah cuti yang harus diambil. Di tengah obrolan, saya bertanya apa dia sudah pernah ke Nepal? Karena sesungguhnya saya lebih ingin ke Nepal daripada Jepang. :p
Gayung bersambut, Chocky jawab belum pernah ke Nepal dan lebih tertarik ke sana. AHA! Pencarian pun dialihkan ke Nepal daripada Jepang. Hihihi. Semudah itu? Iya, semudah itu. Saya muncul lagi dengan beberapa pilihan tanggal keberangkatan dan kepulangan. Dari obrolan singkat kenapa pilih berangkat hari A, kenapa nggak hari B; lalu tentang berapa hari harus cuti blablabla, akhirnya kami memutuskan untuk berangkat hari ini 28 Maret 2015 dari Kuala Lumpur dan kembali 3 April 2015. Selesai soal tanggal, langsung pesan? Enggak. Hihihi.
Saat itu sudah dekat jam 6sore dan karena paginya saya baru kembali dari Solo, saya mau pulang tepat waktu dan istirahat sehingga tidak bisa beli tiketnya saat itu. Chocky, on the other hand, masih terjebak di kantor dan ponselnya lowbat jadi tidak beli saat itu juga. Tapi apa kemudian kami tidak jadi beli? Oh tentu jadi! Saya menghargai sekali dia nanya siapa yang mau beli dan kapan belinya. Belum saya menjawab, dia sendiri yang menawarkan untuk membelinya malam itu sepulangnya dari kantor. Hehehe. The communication, I must say, was really good.
Malamnya saya lagi santai, Chocky menghubungi kembali sesuai janjinya. Konfirmasi ulang tanggal perginya kemudian ngobrol terus sambil dia klik-klik website AirAsia. Tidak sampai sepuluh menit kemudian: 'DONE!'
Perasaan saya membuncah! Secara pribadi saya memang ingin sekali ke Nepal dan bahagia sekali bisa ke sana tahun ini dan dapat tiket dengan harga terjangkau. Selain itu, saya senang dapat teman jalan yang cukup klik (ya ini komunikasi saat pembelian tiketnya sih klik, semoga pas jalan juga klik ya). :P
Keesokan harinya saat saya buka email, langsung tertera nama dia di kotak masuk. Lengkap dengan tiket kami.
And that's how we ended up being together in this trip.
Big step? Maybe.
But what matter is that I'm happy I took the chance to do this.
It feels right.
It feels safe.
And if I ended up being 'not safe', I wrote this post seven months ago to tell you guys, his name is Chocky Sihombing. Yes. Full name. Find him if something bad happen to me!!
Hihihi.
Senyum dulu ah.. :)
Update1: Tanggal 11-12 Oktober 2014, saya bersama #DuoGinuk main ke Bandung dan Chocky (dalam rencana) akan ikut. Tiket kereta sudah dibeli, penginapan sudah dipesan, tapi ternyata Tuhan belum mempertemukan saya dan Chocky karena ternyata Bapak (papanya Chocky) mengalami kecelakaan sehingga Chocky harus pulang ke Jogja. :')